Kita semua menyadari bahwa kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial di Indonesia yang tidak mudah untuk diatasi. Beragam upaya dan program dilakukan untuk mengatasinya tetapi masih banyak kita temui permukiman masyarakat miskin hampir setiap sudut kota.
Keluhan yang paling sering disampaikan mengenai permukiman masyarakat miskin tersebut adalah rendahnya kualitas lingkungan yang dianggap sebagai bagian kota yang mesti disingkirkan.
Untuk menggusur perumahan liar masyarakat miskin, saya setuju. Setuju untuk mengganti rumah liar dan tidak layak tersebut dengan rumah dan lingkungan baru yang lebih sehat dan lebih layak, jadi masyarakat miskin yang harus tergusur hanyalah tergusur sementara, setelah semua selesai maka mereka bisa kembali lagi ke tempat lama.
Sementara dalam pengungsian, mereka tinggal di tempat yang telah disediakan dan resmi serta terpadu, dalam pengungsian tersebut mereka diberikan penyuluhan tentang cara hidup sehat, diberikan kesadaran tentang pentingnya pendidikan karena dengan pendidikan mereka bisa mencapai hidup yang lebih baik dan hal-hal lain yang bisa bermanfaat bagi mereka.
Setelah mereka kembali dan terkejut melihat rumah lama mereka berubah menjadi baru dan bagus, mereka tetap dipantau perkembangannya apakah mereka paham dan mengamalkan segala penyuluhan yang telah diberikan sewaktu di tempat pengungsian tersebut, jika mereka ingin hidup yang lebih baik maka kita pastikan mereka sendiri telah menjadi individu yang lebih baik, atau minimal terus berusaha menjadi lebih baik dengan suatu paradigma yang lebih terarah, terencana dan terkonsep.
Pemantauan ini mungkin akan makan waktu lama, tapi jika berhasil, maka bisa dijadikan pilot project bagi pemukiman masyarakat miskin lainnya.
Memperbaiki rumah dan lingkungan tempat tinggal mereka, mendidik dan memberi penyuluhan tentang pentingnya kesehatan, pendidikan, dll sehingga mereka diberikan bantuan nyata sekaligus diajarkan untuk menjadi masyarakat yang lebih mandiri. Misalnya masyarakat kaum miskin di Penjaringan berubah menjadi masyarakat menengah di Penjaringan atau masyarakat berkembang di Penjaringan.
Pun jika mereka masih menggeluti bidang pekerjaan yang sama seperti memulung, mendaur ulang sampah, membuat kerajinan dll itu tidak apa tapi diajarkan pula caranya mencari uang dengan cara yang lebih cerdas dari sekedar memungut dan memisahkan barang bekas dari sampah saja, toh pasti mereka menginginkan pekerjaan lebih baik dari yang sekarang. Diberi modal seperti program Grameen Bank dan sejenisnya.
Jadi memang kemiskinan harus digusur, tapi digusur bukan untuk menyingkirkan selamanya, menzalimi kaum lemah, tapi membantu mereka mencapai kehidupan yang lebih baik.
Pastinya, biaya dan lain-lain ditanggung dari pajak dan APBD. Kalau mau revolusi budaya, jangan tanggung-tanggung kayanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar