Jumat, 06 April 2012

Kemiskinan di Perkotaan yang Megah













Kita semua menyadari bahwa kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial di Indonesia yang tidak mudah untuk diatasi. Beragam upaya dan program dilakukan untuk mengatasinya tetapi masih banyak kita temui permukiman masyarakat miskin hampir setiap sudut kota.
Keluhan yang paling sering disampaikan mengenai permukiman masyarakat miskin tersebut adalah rendahnya kualitas lingkungan yang dianggap sebagai bagian kota yang mesti disingkirkan.


Untuk menggusur perumahan liar masyarakat miskin, saya setuju. Setuju untuk mengganti rumah liar dan tidak layak tersebut dengan rumah dan lingkungan baru yang lebih sehat dan lebih layak, jadi masyarakat miskin yang harus tergusur hanyalah tergusur sementara, setelah semua selesai maka mereka bisa kembali lagi ke tempat lama.


Sementara dalam pengungsian, mereka tinggal di tempat yang telah disediakan dan resmi serta terpadu, dalam pengungsian tersebut mereka diberikan penyuluhan tentang cara hidup sehat, diberikan kesadaran tentang pentingnya pendidikan karena dengan pendidikan mereka bisa mencapai hidup yang lebih baik dan hal-hal lain yang bisa bermanfaat bagi mereka.


Setelah mereka kembali dan terkejut melihat rumah lama mereka berubah menjadi baru dan bagus, mereka tetap dipantau perkembangannya apakah mereka paham dan mengamalkan segala penyuluhan yang telah diberikan sewaktu di tempat pengungsian tersebut, jika mereka ingin hidup yang lebih baik maka kita pastikan mereka sendiri telah menjadi individu yang lebih baik, atau minimal terus berusaha menjadi lebih baik dengan suatu paradigma yang lebih terarah, terencana dan terkonsep.


Pemantauan ini mungkin akan makan waktu lama, tapi jika berhasil, maka bisa dijadikan pilot project bagi pemukiman masyarakat miskin lainnya.
Memperbaiki rumah dan lingkungan tempat tinggal mereka, mendidik dan memberi penyuluhan tentang pentingnya kesehatan, pendidikan, dll sehingga mereka diberikan bantuan nyata sekaligus diajarkan untuk menjadi masyarakat yang lebih mandiri. Misalnya masyarakat kaum miskin di Penjaringan berubah menjadi masyarakat menengah di Penjaringan atau masyarakat berkembang di Penjaringan.


Pun jika mereka masih menggeluti bidang pekerjaan yang sama seperti memulung, mendaur ulang sampah, membuat kerajinan dll itu tidak apa tapi diajarkan pula caranya mencari uang dengan cara yang lebih cerdas dari sekedar memungut dan memisahkan barang bekas dari sampah saja, toh pasti mereka menginginkan pekerjaan lebih baik dari yang sekarang. Diberi modal seperti program Grameen Bank dan sejenisnya.


Jadi memang kemiskinan harus digusur, tapi digusur bukan untuk menyingkirkan selamanya, menzalimi kaum lemah, tapi membantu mereka mencapai kehidupan yang lebih baik.
Pastinya, biaya dan lain-lain ditanggung dari pajak dan APBD. Kalau mau revolusi budaya, jangan tanggung-tanggung kayanya.

Kamis, 05 April 2012

Kenakalan Remaja Di Jakarta

Ada seorang Ibu yang tinggal di Jakarta bercerita bahwa sejak maraknya kasus tawuran pelajar di Jakarta, Beliau mengambil inisiatif untuk mengantar dan menjemput anaknya yang sudah SMU, sebuah kebiasaan yang belum pernah Beliau lakukan sebelumnya. Bagaimana tidak ngeri, kalau pelajar yang tidak ikut-ikutan-pun ikut diserang ?
Mengapa para pelajar itu begitu sering tawuran, seakan-akan mereka sudah tidak memiliki akal sehat, dan tidak bisa berpikir mana yang berguna dan mana yang tidak ? Mengapa pula para remaja banyak yang terlibat narkoba dan seks bebas ? Apa yang salah dari semua ini ?
Seperti yang sudah diulas dalam artikel lain di situs ini, remaja adalah mereka yang berusia antara 12 - 21 tahun. Remaja akan mengalami periode perkembangan fisik dan psikis sebagai berikut :
·         Masa Pra-pubertas (12 - 13 tahun)
·         Masa pubertas (14 - 16 tahun)
·         Masa akhir pubertas (17 - 18 tahun)
·         Dan periode remaja Adolesen (19 - 21 tahun)
Masa pra-pubertas (12 - 13 tahun)
Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja. Pada anak perempuan, masa ini lebih singkat dibandingkan dengan anak laki-laki. Pada masa ini, terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu meningkatnya hormon seksualitas dan mulai berkembangnya organ-organ seksual serta organ-organ reproduksi remaja. Di samping itu, perkembangan intelektualitas yang sangat pesat jga terjadi pada fase ini. Akibatnya, remaja-remaja ini cenderung bersikap suka mengkritik (karena merasa tahu segalanya), yang sering diwujudkan dalam bentuk pembangkangan ataupun pembantahan terhadap orang tua, mulai menyukai orang dewasa yang dianggapnya baik, serta menjadikannya sebagai "hero" atau pujaannya. Perilaku ini akan diikuti dengan meniru segala yang dilakukan oleh pujaannya, seperti model rambut, gaya bicara, sampai dengan kebiasaan hidup pujaan tersebut.
Selain itu, pada masa ini remaja juga cenderung lebih berani mengutarakan keinginan hatinya, lebih berani mengemukakan pendapatnya, bahkan akan mempertahankan pendapatnya sekuat mungkin. Hal ini yang sering ditanggapi oleh orang tua sebagai pembangkangan. Remaja tidak ingin diperlakukan sebagai anak kecil lagi. Mereka lebih senang bergaul dengan kelompok yang dianggapnya sesuai dengan kesenangannya. Mereka juga semakin berani menentang tradisi orang tua yang dianggapnya kuno dan tidak/kurang berguna, maupun peraturan-peraturan yang menurut mereka tidak beralasan, seperti tidak boleh mampir ke tempat lain selepas sekolah, dan sebagainya. Mereka akan semakin kehilangan minat untuk bergabung dalam kelompok sosial yang formal, dan cenderung bergabung dengan teman-teman pilihannya. Misalnya, mereka akan memilih main ke tempat teman karibnya daripada bersama keluarga berkunjung ke rumah saudara.
Tapi, pada saat yang sama, mereka juga butuh pertolongan dan bantuan yang selalu siap sedia dari orang tuanya, jika mereka tidak mampu menjelmakan keinginannya. Pada saat ini adalah saat yang kritis. Jika orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan psikisnya untuk mengatasi konflik yang terjadi saat itu, remaja akan mencarinya dari orang lain. Orang tua harus ingat, bahwa masalah yang dihadapi remaja, meskipun bagi orang tua itu merupakan masalah sepele, tetapi bagi remaja itu adalah masalah yang sangat-sangat berat. Orang tua tidak boleh berpikir, "Ya ampun... itu kan hal kecil. Masa kamu tidak bisa menyelesaikannya ? Bodoh sekali kamu !", dan sebagainya. Tetapi perhatian seolah-olah orang tua mengerti bahwa masalah itu berat sekali bagi remajanya, akan terekam dalam otak remaja itu bahwa orang tuanya adalah jalan keluar ang terbaik baginya. Ini akan mempermudah orang tua untuk mengarahkan perkembangan psikis anaknya.
Masa pubertas (14 - 16 tahun)
Masa ini disebut juga masa remaja awal, dimana perkembangan fisik mereka begitu menonjol. Remaja sangat cemas akan perkembangan fisiknya, sekaligus bangga bahwa hal itu menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-anak lagi. Pada masa ini, emosi remaja menjadi sangat labil akibat dari perkembangan hormon-hormon seksualnya yang begitu pesat. Keinginan seksual juga mulai kuat muncul pada masa ini. Pada remaja wanita ditandai dengan datangnya menstruasi yang pertama, sedangkan pada remaja pris ditandai dengan datangnya mimpi basah yang pertama. Remaja akan merasa bingung dan malu akan hal ini, sehingga orang tua harus mendampinginya serta memberikan pengertian yang baik dan benar tentang seksualitas. Jika hal ini gagal ditangani dengan baik, perkembangan psikis mereka khususnya dalam hal pengenalan diri/gender dan seksualitasnya akan terganggu. Kasus-kasus gay dan lesbi banyak diawali dengan gagalnya perkembangan remaja pada tahap ini.
Di samping itu, remaja mulai mengerti tentang gengsi, penampilan, dan daya tarik seksual. Karena kebingungan mereka ditambah labilnya emosi akibat pengaruh perkembangan seksualitasnya, remaja sukar diselami perasaannya. Kadang mereka bersikap kasar, kadang lembut. Kadang suka melamun, di lain waktu dia begitu ceria. Perasaan sosial remaja di masa ini semakin kuat, dan mereka bergabung dengan kelompok yang disukainya dan membuat peraturan-peraturan dengan pikirannya sendiri.
Masa akhir pubertas (17 - 18 tahun)
Pada masa ini, remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan dapat menerima kodratnya, baik sebagai laki-laki maupun perempuan. Mereka juga bangga karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri mereka. Masa ini berlangsung sangat singkat. Pada remaja putri, masa ini berlangsung lebih singkat daripada remaja pria, sehingga proses kedewasaan remaja putri lebih cepat dicapai dibandingkan remaja pria. Umumnya kematangan fisik dan seksualitas mereka sudah tercapai sepenuhnya. Namun kematangan psikologis belum tercapai sepenuhnya.
Periode remaja Adolesen (19 - 21 tahun)
Pada periode ini umumnya remaja sudah mencapai kematangan yang sempurna, baik segi fisik, emosi, maupun psikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai macam hal yang abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme yang didapat dari pikiran mereka. Mereka mulai menyadari bahwa mengkritik itu lebih mudah daripada menjalaninya. Sikapnya terhadap kehidupan mulai terlihat jelas, seperti cita-citanya, minatnya, bakatnya, dan sebagainya. Arah kehidupannya serta sifat-sifat yang menonjol akan terlihat jelas pada fase ini.
Kenakalan remaja
Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungan, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri, dan sebagainya.
Mengatasi kenakalan remaja, berarti menata kembali emosi remaja yang tercabik-cabik itu. Emosi dan perasaan mereka rusak karena merasa ditolak oleh keluarga, orang tua, teman-teman, maupun lingkungannya sejak kecil, dan gagalnya proses perkembangan jiwa remaja tersebut. Trauma-trauma dalam hidupnya harus diselesaikan, konflik-konflik psikologis yang menggantung harus diselesaikan, dan mereka harus diberi lingkungan yang berbeda dari lingkungan sebelumnya. Pertanyaannya : tugas siapa itu semua ? Orang tua-kah ? Sedangkan orang tua sudah terlalu pusing memikirkan masalah pekerjaan dan beban hidup lainnya. Saudaranya-kah ? Mereka juga punya masalah sendiri, bahkan mungkin mereka juga memiliki masalah yang sama. Pemerintah-kah ? Atau siapa ? Tidak gampang untuk menjawabnya. Tetapi, memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman akan perkembangan anak-anak kita dengan baik, akan banyak membantu mengurangi kenakalan remaja. Minimal tidak menambah jumlah kasus yang ada

penyesalan seorang anak kepada ibunya

K
etika senja mulai datang, seorang Ibu sedang duduk diteras rumahnya seperti biasanya Ibu yang biasa dipanggil Bu’Anim itu terkenal sangat   ramah dan sederhana kepada tetangga bahkan kepada orang yang baru dikenalnya.
Bu’Anim sehari-hari sebagai pedagang sayur gendongan, dia melakukan pekerjaan itu semata-mata hanya untuk anaknya semata wayang yang sekarang anaknya itu berada di Kairo Mesir karena mendapat beasiswa perguruan tinggi, anaknya bernama adhi. Ia  memang sudah lama memimpikan untuk melanjutkan sekolah keluar negeri, berbagai cara ditempuhnya. Adhi tahu ibu nya adalah pedagang sayur dan berpenghasilan sangat pas-pasan maka dari itu ia harus berusaha sendiri untuk mencapai impiannya tersebut.
Dan akhirnya impian adhi terwujud, dia mendapat beasiswa ke Kairo, bu’Anim sangat bangga atas apa yang telah dicapai anaknya itu.
Tetapi bu’anim sangat sedih karna Adhi anaknya, sangat membenci ibunya itu dikarenakan sang ibu menderita kebutaan dimata sebelah kanannya, pada saat Adhi duduk disekolah dasar Adhi sering diejek teman-temannya dan pada saat pengambilan rapor kelas 5 sekolah dasar Adhi sengaja tidak memberitahukan Ibunya karena malu jika Ibunya datang kesekolah dan bertemu dengan teman-temannya pasti ia akan diejek.
Ibu anim sangat sabar dan berjiwa besar dia sadar diri kalau dibenci oleh anaknya sendiri karena ia cacat.
Dan ketika adhi dewasa, tak merubah sikap benci Adhi kepada ibu nya yang buta tersebut sampai pada saat adhi hendak berangkat ke Kairo Adhi tidak berpamitan kepada ibunya, bu’Anim hanya tersenyum kecil dan menahan tangis dirumah gubuk yang sangat amat sederhana tersebut.
Dua tahun telah berlalu atas kepergian Adhi ke Kairo, bu’anim selalu berdoa untuk anaknya agar anaknya selalu dalam lindungan-Nya. Dan setiap lima bulan sekali bu’Anim selalu menulis surat untuk anaknya yang salah satu suratnya berisi
asalamualaikum wr.wb
Apa kabar anak ku tersayang? Insya Allah kau selalu mendapatkan perlindungan-Nya. Ibu sangat merindukanmu nak
Pesan ibu satu padamu janganlah kamu meninggalkan perintah Allah. Semoga kamu baik-baik saja disana,dan jika sempat berkunjunglah kerumah gubukmu dan temui ibumu ini karena ibu sudah sangat rindu dan ingin bertemu dengan mu.
Wasalammualaikum wr.wb”
Tetapi surat tersebut tiada yang sampai ke Kairo karena bu’anim tidak tahu bagaimana cara mengirimkannya hal tersebut tak menyurutkan hati bu’anim karena ia percaya suatu saat ia akan mengirimkan surat-surat tersebut untuk anaknya di Kairo.
Setiap bu’anim berjualan sayur ia meniatkan seluruh pendapatannya untuk ia tabungkan agar ia dapat pergi ke Kairo dan bertemu dengan Adhi, lima tahun telah berlalu dan bu’anim bertanya kepada pelanggannya bagai mana cara untuk pergi ke kairo.
Pelanggannya itu bernama ibu Desi, setelah sampai kerumah ibu Desi bu’Anim mulai mendiskusikan hal tersebut
bu Desi saya mau tanya, bagaimana ya cara untuk pergi keluar negeri?”
“hah? Bu’anim mau keluar negri?”
Pandangan tak percaya bu’desi untuk bu’anim tersirat diwajahnya
iya saya ingin bertemu anak saya di Kairo Adhi namanya, sudah lima tahun saya tak melihatnya dan ia pun tak memberi kabar kepada saya, saya kuatir takut terjadi apa-apa disana bu, apakah ibu Desi bisa membantu saya?”
“hem baik saya akan bantu ibu”
Dan bu’Desi pun memberi tahukan bagai mana cara pergi keluar negeri dari prosedur sampai syarat-syaratnya pun bu’Desi yang membantunya
Tiga bulan kemudian dengan bantuan bu’desi Bu’Anim berangkat ke kairo dengan tabungan selama 5 tahun dan ditambah bantuan dari ibu’desi yang sangat membantu, bu’Desi ikut ke Kairo karena bu’desi mengkhawatirkan nenek tua itu untuk pergi seorang diri ke negeri orang.
Sesampainya di Kairo mereka beristirahat sejenak di hotel yang amat sederhana, mereka bermalam sehari dan keesokan harinya bu’anim dan bu’desi mencari apartement tempat dimana Adhi tinggal.
Setelah dapat, dan dirasa benar mereka mengetuk pintu apartment nomer 103 dan ternyata yang membukakan pintu adalah seorang wanita cantik, bu’Anim terkejut dan kemudian ia mulai memastikannya.
“asalamualaikum, maaf apakah benar ini kediaman bapak Adhi?”
“iya betul,maaf kalian siapa ya? dan ada keperluan apa?”
“saya bu’anim dan ini teman saya bu desi. saya ingin bertemu dengan anak saya adhi, apakah bapak adhi ada?”
“oh ya tentu ada, silahkan masuk. Tunggu sebentar saya akan memanggilkan suami saya”
perempuan itu menjawab dengan ramah
Dan ternyata Adhi sudah berkeluarga, mengetahui hal tersebut bu’Anim sangat senang karena anak yang ia khuatirkan dalam keadaan baik dan bahagia.
Adhi menghampiri bu’anim dan bu’desi
“Adhiiii ??? ya’Allah ini benar kamu nak? Ibu sangat merindukan mu nak syukur alhamdulillah kamu baik-baik saja nak”
“maaf, anda siapa ya?”
Sontak bu’anim dan bu’desi terkejut. Anak yang ia rindukan tak mengenalinya
“ini ibu mu nak, apakah kamu lupa dengan ibu mu sendiri?”
Air matapun turun tiada henti membasahi pipi bu’Anim
“Ibu? Saya tidak pernah memiliki ibu sepertimu”
Istri Adhi pun terkejut dan bertanya-tanya. sebenarnya apa yang terjadi mana yang benar dan mana yang sebenarnya salah, bu’anim tidak bisa berkata-kata lagi.
“lebih baik ibu pergi dari sini karena saya sama sekali tidak mengenali anda”
Dengan mata yang masih mengeluarkan air mata, ibu Anim pergi meninggalkan apartment Adhi ditemani bu’desi
Keesokan hari nya bu’anim dan bu’desi pulang ke Indonesia karena memang mereka hanya tinggal 2 hari saja di Kairo.
Setelah kejadian itu bu’Anim tidak berjualan dan lebih menghabiskan waktunya didalam rumah.
Bu’anim yang sudah cukup tua itu banyak mendapat simpati dari tetangga dan kerabatnya tetapi bu’anim tetap tegar dan rendah hati terbukti ia tak meminta-minta kepada tetangganya walau ia tak memiliki uang untuk makan sekalipun.
3bulan kemudian
Dan disuatu ketika Adhi mendapatkan tugas yang kebetulan bertempat di Indonesia, Adhi mengajak anak dan istrinya ke Indonesia sekalian untuk berlibur.
Tersirat difikiran Adhi untuk mengunjungi rumah gubuknya diDesa
Setelah sampai dirumahnya ia mengetuk pintu ternyata pintu rumahnya tak terkunci, Adhi mengucapkan salam dan tak ada yang menjawab salamnya
Dan ia masuk kekamar yang diketahui kamar ibu nya bu’anim
Dilihatnya sang ibu sedang duduk dan tertidur dimeja kamarnya dengan lampu kuning yang hampir redup.
Adhi berniat membangunkan ibu nya dan ketika Adhi membangunkan ibu nya tersebut teryata bu’Anim sudah tak bernyawa lagi Adhi menerima kenyataan bahwa sang Ibu telah tiada.
Adhi menjerit histeris ia menyesali perbuatannya tersebut bahkan Adhi tidak bisa lagi meminta maaf kepada ibu nya.
Dan adhi melihat ada tumpukan surat diatas meja yang diselimuti debu Adhi membukanya dan membaca isi surat-surat tersebut dan semuanya ternyata untuknya, Adhi tak bisa menahan airmatanya lagi
Entah apa yang telah ia perbuat untuk ibu nya dan satu surat yang membuatnya lebih terkejut adalah
“asalamualaikum wr.wb
Tak bosan ibu mengucap rindu untukmu adhi anakku.
Apakabar mu nak?
Semoga kamu tetap tersenyum dan selalu mengingat ibu disini.
Maafkan ibu nak telah membuat mu malu akan keadaan ibu yang cacat seperti ini.
nak apakah kamu ingat waktu kamu berumur 5 tahun kamu kecelakaan dan membuat mata kananmu menderita kebutaan,ibu tak mau kau malu akan kecacatan yang kamu derita karena kelak kau akan dewasa dan memerlukan kesempurnaan pada pengelihatannmu.maka ibu mendonorkan mata ibu ini untuk mu, agar kau berhasil kelak dan kini terbukti kau dapat mencapai cita-cita mu untuk pergi keluar negeri untuk melanjutkan sekolah disana.
jaga dirimu baik-baik nak disana,jangan mengkhawatirkan ibu karena ibu akan baik-baik saja disini.
wasalamualaikum wr.wb”
                              jakarta Indonesia , 14 november 2001

Ibumu yang merindukanmu
ANIM
Adhi tak akan pernah memafkan kesalahannya dan ia hanya bisa berdoa untuk ibunya agar beliau diberi tempat yang terindah disana.

kehidupan sosialita dijakarta

kata ‘sosialita’ sendiri dulu maknanya adalah wanita kalangan jet set yang rutin berpartisipasi di acara-acara sosial seperti derma kepada kaum papa. Namun disayangkan sekarang maknanya bergeser jadi kaum ibu-ibu kalangan jet set yang suka berkumpul bersama. Kebanyakan dari mereka berprofesi sebagai ibu rumah tangga, namun jadwal mereka sungguh padat tak ubahnya wanita bisnis. Hari ini arisan, sore nanti ke salon, malam ini si Bu ANU ulang tahun dan dinner di hotel B. Begitu kira-kira.

Lalu ada istilah lain yaitu ‘social climber’, yang mana artinya orang bukan dari kalangan jet-set tapi berupaya bergabung dengan kaum high-end ini. Tentu tak mudah, karena kalangan sosialita tidak begitu saja menerima anggota baru. 
Sangat disayangkan jika sosialita-sosialita ini menghabiskan uangnya untuk foya-foya, lebih baik untuk membantu kaum yang membutuhkan
“…menciptakan kesenjangan ekonomi yang semakin jauh..” Memang sebuah ironi melihat tayangan ini, di satu tempat para ibu-ibu muda nan jelita ini tertawa riuh dan berfoto bersama. di tempat lain diperlihatkan orang-orang yang tidak mampu, mungkin untuk makan besok aja mikir gimana duitnya.

bicara sosialita tidak lepas dari fenomena sebuah tas. Yakk apalagi kalo bukan Birkin dan Kelly dari Hermes.

Lalu keranjingan dan membeli beberapa. Padahal dia mengaku bahwa harganya terlalu mahal dan sebenarnya tidak sepadan dengan kualitasnya, hanya menang merk. Kulitnya, bahannya, hampir sama dengan tas-tas lain dengan harga di bawahnya. Tau kan, Hermes harganya bisa ratusan juta rupiah? Blom lagi yang limited edition.

Aku salut dengan salah seorang artis kita. Dia pernah berkata: “Aku ngga perna beli berlian ato tas bermerk. Bayangkan aja, harga satu tas Rp 60 juta. Itu ngga penting buat aku. Itu bisa buat beasiswa beberapa anak setahun. Nggak make sense banget.” (Cinta Laura, Jawapos 20 Juni 2011). Dia menyumbangkan penghasilannya ke yayasan ibunya, yang kegiatannya membangun sekolah-sekolah rusak, total ada 11 sekolah yang sudah dibangun.
Pernah nonton Machine Gun Preacher? Disitu seorang evangelist yang berjuang mati-matian membangun tempat perlindungan untuk anak-anak di Sudan. Dia menjual bisnisnya, menguras smua tabungannya, demi mendanai camp yang dibangunnya di Sudan. Di satu scene, dia marah besar kepada putrinya ketika putrinya meminta ijin untuk patungan dengan teman-temannya menyewa limousin untuk acara prom night nya. “Anak-anak di Sudan itu membutuhkan uang, dan kamu mau menghamburkannya untuk sebuah limo?”, bentak ayahnya.
Menurutku sah-sah saja orang mau beli tas merk, sepatu puluhan juta, mobil mewah, kalo memang orang itu sangat luber kekayaannya sampai tidak tahu lagi mau dipakai apa. Tapi aku menyayangkan banyak orang terutama generasi muda, giat menabung dan berhemat dengan tujuan untuk beli tas puluhan juta. Orang-orang ini membeli tas hanya untuk menunjukkan status sosialnya, menaikkan derajatnya, dan untuk memuaskan gengsinya di kalangan teman-temannya. Singkat kata: untuk pamer.
Kata-kata Cinta Laura dan si Evangelist tadi membuatku merenung, buat apa sih kita menggelontorkan duit 30 juta untuk sebuah tas? Masih banyak anak-anak di Ethiopia yang makan saja tidak bisa. Kita ini sudah beruntung punya rumah, bisa makan dan hidup secara layak. Tulisan ini sekaligus untuk mengingatkan aku, saat nanti aku kaya raya luber kemana-mana *ngarepdotcom*, hendaknya aku ingat bahwa diluar sana masih banyak anak yang kurang beruntung. Use your money wisely. We are blessed to bless.