Senin, 10 Juni 2013

met.penelitian kuantitatif



HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI
DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI

BAB I

A. LATAR BELAKANG
Kita sebagai pelajar atau Mahasiswa sebagai elemen terkecil pada level person juga tidak bisa lepas dari tanggung  jawab mewujudkan cita-cita besar universitas. Pada level ini mahasiswa dituntut untuk bersungguh-sungguh melaksanakan pokok-pokok tri dharma  perguruan tinggi secara proporsional. Tidak hanya sekedar melaksanakan, akan tetapi mahasiswa juga diharapkan mampu berprestasi dan unggul dalam setiap bidang yang digelutinya.
Untuk bisa berprestasi dalam setiap bidang digeluti, seseorang dituntut memiliki motivasi barprestasi. Motivasi berprestasi atau disebut juga dengan need achievement adalah dorongan untuk mencapai sukses yang ada dalam diri seseorang yang dapat mengarahkan perilaku pada usaha untuk mencapai prestasi tertentu. Motivasi tumbuh dari dalam diri sebagai manifestasi atas adanya kebutuhan yang harus dipenuhi.
Mahasiswa yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi akan cenderung untuk selalu menampakkan perilakuperilaku yang mengarah pada pencapaian tujuan tersebut, yang tidak lain adalah memperoleh prestasi sesuai dengan standar terbaik yang ditetapkan oleh masing-masing individu.  Standar prestasi biasa diukur dengan membandingkan hasil pencapaian saat ini dengan hasil yang telah dicapai sebelumnya secara pribadi.
Mahasiswa yang memiliki motivasi berprestasi akan selalu berusaha dan bersungguhsungguh untuk memperoleh hasil yang lebih baik dari pada hasil pencapaian sebelumnya. Atau ketika hasil yang dicapai sebelumnya telah baik, mahasiswa tersebut akan terus berusaha untuk mempertahankan prestasinya. Dan selanjutnya diteruskan dengan merencanakan rumusan tujuan untuk berprestasi pada bidang-bidang yang lainnya. Motivasi dalam diri individu tidak selamanya bisa stabil.
Kadang motivasi dalam diri individu berada pada level-level tinggi, namun pada saatsaat tertentu juga memungkinkan menurun hingga level-level rendah. Ketika motivasi dalam diri berada pada level tinggi maka akan dibarengi dengan tindakan atau perilaku yang mengarah pada pencapaian tujuan secara maksimal. Seseorang akan bersungguh-sungguh dan bekerja keras dalam melaksanakan tugas-tugas yang diembannya. Begitu juga sebaliknya ketika motivasi berada pada level rendah biasanya dibarengi dengan tindakan atau perilaku yang tidak mengarah pada pencapaian tujuan.
Dia kurang bersungguh-sungguh dan tidak bekerja secara maksimal dalam melaksanakan tugas. Mempertahankan dan menjaga motivasi tetap stabil dalam diri individu bukanlah hal yang mudah. Banyak hal yang mempengaruhi motivasi sehingga menjadi tinggi atau rendah. Dan berdasarkan hasil penelitian dari beberapa tokoh belakangan ini terdapat indikasi baru bahwa salah kecerdasan emosi mempunyai peranan sangat penting dalam pembentukan motivasi diri. Menurut Douglas dalam bukunya yang berjudul ”Menuju Puncak Prestasi”, orang yang dewasa secara emosional akan jauh lebih mampu memotivasi dirinya dibandingkan dengan orang yang secara emosional kurang dewasa.

B. TUJUAN PENELITIAN
Mengingat pentingnya kecerdasan emosi dengan motivasi berprestasi maka dengan itu penelitian kami ini bertujuan untuk :
1.      Untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dan motivasi berprestasi pada mahasiswa di Univ.Indonesia
2.      Untuk  mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa di Univ.Indonesia.
3.      Untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosi pada mahasiswa Univ.Indonesia.
4.      Untuk mengetahui sumbangan efektif kecerdasan emosi dan motivasi berprestasi pada mahasiswa Univ.Indonesia.
C. MANFAAT PENELITIAN
                Melalui                 penelitian ini diharapkan agar diperoleh bukti-bukti empiris mengenai hubungan antara kecerdasan emosi dan keyakinan diri dengan kreativitas siswa akselerasi, sehingga penelitian ini dapat diambil manfaatnya bagi kita semua.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar