Senin, 01 April 2013

Kesehatan Mental -Teori Kepribadian Sehat-


TEORI KEPRIBADIAN SEHAT

1. Kepribadian Sehat Berdasarkan Aliran Psikoanalisi
Psikoanalisis merupakan suatu bentuk model kepribadian. Teori ini sendriri pertama kali diperkenalkan oleh Sigmun Freud (1856-1938). Freud pada awalnya memang mengembangkan teorinya tengtang struktur kepribadian dan sebab-sebab gangguan jiwa dan dengan konsep teorinya yaitu perilaku dan pikiran dengan mengatakan bahwa kebanyakan apa yang kita lakukan dan pikirkan hasil dari keinginan atau dorongan yang mencari pemunculan dalam perilaku dan pikiran. menurut teori psikoanalisa, inti dari keinginan dorongan ini adalah bahwa mereka bersembunyi dari kesadaran individual.

Dan apabila dorongan – dorongan ini tidak dapat disalurkan, dapat menyebabkan gangguan kepribadian dan juga memggangu kesehatan mental yang disebut psikoneurosis.

Dengan kata lain, mereka tidak disadari. Ini adalah ekspresi dari dorongan tidak sadar yang muncul dalam perilaku dan pikiran. Istilah “motivasi yang tidak disadari” / (unconscious motivation) menguraikan ide kunci dari psikoanalisa. Psikoanalisis mempunyai metode untuk membongkar gangguan – gangguan yang terdapat dalam ketidaksadaran ini, antara lain dengan metode analisis mimpi dan metode asosiasi bebas.
Teori psikologi Freud didasari pada keyakinan bahwa dalam diri manusia terdapat suatu energi psikis yang sangat dinamis. Energi psikis inilah yang mendorong individu untuk bertingkah laku. Menurut psikoanalisis, energi psikis itu berasumsi pada fungsi psikis yang berbeda yaitu: Id, Ego dan Super Ego.

Kepribadian yang sehat menurut psikoanalisis:

1. Menurut freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembanga yang ilmiah.
2. Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar
3. Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego
4. Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya
5. Dapat menyesuaikan keadaan ddengan berbagai dorongan dan keinginan

2. Kepribadian Sehat Menurut Aliran Behavioristik

Behaviorisme juga disebut psikologi S – R (stimulus dan respon). Behaviorisme menolak bahwa pikiran merupakan subjek psikologi dan bersikeras bahwa psokologi memiliki batas pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat diamati. Teori Behaviorisme sendiri pertama kali diperkenalkan oleh John B. Watson (1879-1958)

Aliran behaviorisme mempunyai 3 ciri penting

1.     Menekankan pada respon-respon yang dikondisikan sebagai elemen dari perilaku
Menekankan pada perilaku yang dipelajari dari pada perilaku yang tidak dipelajari.

2.     Behaviorisme menolak kecenderungan pada perilaku yang bersifat bawaan.
3.     Memfokuskan pada perilaku binatang. Menurutnya, tidak ada perbedaan alami antara perilaku

Manusia dan perilaku binatang. Kita dapat belajar banyak tentang perilaku kita sendiri dari studi tentang
apa yang dilakukan binatang. menurut penganut aliran ini perilaku selalu dimulai dengan adanya
rangsangan yaitu berupa stimulus dan diikuti oleh suatu reaksi beupa respons terhadap rangsangan itu.
Salah satu penganut watson yang sangat besar masukannya untuk perkembangan behaviorisme adalah
B.F. Skinner. Aliran ini memandang manusia seperti mesin yang dapat dikendalikan perilakunya lewat
suatu pengkondisian. Ini menganggap manusia yang meberikan respon positif yang berasal dari luar.
Dalam aliran ini manusia di anggap tidak memiliki sikap diri sendiri.

Jadi menurut Behaviorisme manusia dianggap memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar. Kepribadian manusia sebagai suatu sistem yang bertingkah laku menurut cara yang sesuai peraturannya dan menganggap manusia tidak memiliki sikap diri sendiri.
Kepribadian yang sehat menurut behavioristik:
1. Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan lingkungannya.

2. Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman
3. Sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap   dengan bawaan sendiri.
4.Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang obyektif. 

3. Kepribadian sehat menurut Aliran Humanistik 
Aliran ini berkembang pada tahun 1950. Humanistik merasa tidak puas dengan behaviori maupun dengan aliran psikoanalisis. Aliran humanistik ini mengarahkan perhatiannya pada humanisasi yang menekankan keunikan manusia. Psikologi Humanistik manusia adalah makhluk kreatif,yang di kendalikan oleh nilai-nilai dan pada pilihan-pilihan sendiri bukan pada kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Kepribadian yang sehat menurut humanistik, perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri:
1).Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
2).Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.
3).Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara tradisi,
     otoritas, atau mayoritas.
4).Jujur ; menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.
5).Siap menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.
6).Memikul tanggung jawab.
7).Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.
8).Mencoba mengidentifikasi pertahanan diri dan memiliki keberanian untuk menghentikannya.

4. Kepribadian sehat menurut pendapat alport

Ciri kepribadian yang matang menurut allport
Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi fungsional.
Kualitas Kepribadian yang matang menurut allport sebagai berikut:
a. Ekstensi sense of self
· Kemampuan berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas.
· Kemampuan diri dan minat-minatnya dengan orang lain beserta minat mereka.
· Kemampuan merencanakan masa depan (harapan dan rencana)

b. Hubungan hangat/akrab dengan orang lain
Kapasitas intimacy (hubungan kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion (pengungkapan hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang)

c. Penerimaan diri
Kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal : mengolah dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.

d. Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan
Kemampuan memandang orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah, memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah laku lain yang merusak.

e. Objektifikasi diri: insight dan humor
Kemampuan diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak sekedar menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada saat yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.

f. Filsafat Hidup
Ada latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan dan arti. Contohnya lewat agama.
Untuk memahami orang dewasa kita membutuhkan gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak semua orang dewasa memiliki kedewasaan yang matang. Bisa saja seseorang melakukan sesuatu hal tanpa tahu apa yang ia lakukan.

5. Kepribadian sehat menurut pendapat Rogers

A.Perkembangan Kepribadian “ Self ”
Self adalah apa yang manusia rasakan didalam dirinya. Didalam self terdapat 2 bagian yaitu, ideal self dan relity self. Ideal self adalah diri yang diharapkan individu, sedangkan reality self adalah kenyataan yang ada pada diri individual keadaan apa adanya pada diri individu. Kesulitan akan timbul bila tidak terjadi ketidaksesuaian antara persepsi tentang diri dengan ideal selfnya (kesenjangan antara harapan dan realita). Individual yang sehat adalah individu yang jarak reality self dan ideal self tidak terlalu jauh.

Self mempunyai bermacam-macam sifat
a.Self berkembang dari interaksi organisme dengan lingkungan.
b.Self mungkin mengintegrasikan nilai-nilai orang lain dan mengamatinya dalam cara yang tidak
   wajar.
c. Self mengejar konsistensi (keutuhan atau kesatuan, keselarasan
d.Organisme bertingkah laku dalam cara yang selaras dengan self.
e. Pengalaman-pengalaman yang tidak selaras dengan struktur self diamati sebagai ancaman.
f. Self mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan dan belajar.

B.Positive regard (bersyarat)
     Setiap manusia memiliki kebutuhan basic akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, cinta, kasih, dan sayang dari orang lain Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).
Conditional positive regard atau penghargaan positif bersyarat misalnya kebanyakan orang tua memuji, menghormati, dan mencintai anak dengan bersyarat,yaitu sejauh anak itu berpikir dan bertingkah laku seperti dikehendaki orang tua karena anak mengembangkan conditional positive regard maka dia menginternalisasikan sikap – sikapdari ibunya, akan tetapi tidak semua anak menemukan kepuasan yang cukup akan kebutuhan ini.

Ciri – ciri orang yang berfungsi sepenuhnya
- Keterbukaan pada pengalaman
      Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua pengalamandengan fleksibel, termasuk perasaannya sendiri sehingga selalu timbul persepsibaru. Kalau individu bisa terbuka terhadap perasaannya sendiri maka tidak sulitjuga untuk membuka diri untuk aktualisasi. Tentu bagian tersulit di sini adlahmembedakan perasaan riil dari kecemasan-kecemasan yang disebabkan olehsyarat-syarat kepatuhan

- Kehidupan Eksistensial
      Kualitas dari kehidupan eksistensial dimana orang terbuka terhadappengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selaluberubah dan cenderung menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya. Disini Roger memandang sesuatu sebagaimana adanya, kenangan danangan-angan adalah sesuatu yang kita alami disini dan sekarang.

-  Keyakinan organismik
      Pengalaman akan menjadi hidup ketika seseorang membuka diri terhadap pengalamanitu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa yang dirasanyabenar (timbul seketika dan intuitif) sehingga ia dapat mempertimbangkan setiapsegi dari suatu situasi dengan sangat baik. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitanindividu dengan kecenderungan aktuaalisasi.

- Kebebasan eksistensialis
      Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanyapaksaan-paksaan atau rintangan – rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadimengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinyasendiri, tidak pada peristiwa di masa lampau sehingga ia dapat meilhat sangatbanyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja yangingin dilakukannya.

- Kreativitas
      Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme merekasendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan ciri – ciri bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam disekitarnya.

6. Kepribadian sehat menurut pendapat Abraham Maslow
      Maslow mencirikan kepribadian yang sehat meliputi: 
Menerima realitas secara tepat, Menerima diri dan orang lain apa adanya, Bertidak secara spontan dan alamiah, tidak dibuat-buat, Memusatkan pada masalah-masalah bukan pada perseorangan, Memiliki kekuasaan dan tidak bergantung pada orang lain.

7. Kepribadian sehat menurut pendapat Erich Fromm 
      Teori Erich fromm adalah teori yang menggunakan pendekatan sosial psikologis dimana pemusatan perhatianya pada penguraian cara-cara dimana struktur dan dinamika masyarakat tertentu telah membentuk para anggotanya sehingga karakter tiap anggota tersebut sesuai dengan hasil yang ada pada masyarakat.

Kepribadian yg sehat menurut fromm
Kepribadian sehat menurut Eric from adalah penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat merupakan kompromi antara kebutuhan-kebutuahn batin dan tuntutan dari luar dan seseorang menerapkan kerakter sosial untuk memenuhi harapan masyarakat kepribadian sehat juga adanya keinginan untuk mencintai dan di cinta

Ciri – ciri kepribadian sehat
- Cinta yang produktif
Cinta yang produktif menyangkut empat sifat yang menantang perhatian, tanggung jawab, respek dan pengetahuan. Mencintai orang-orang lain berarti memperhatikan (dalam pengertian memelihara mereka), sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan mereka, dan membantu pertumbuhan dan perkembangan mereka.
- Pikiran yang produktif
Pikiran yang produktif meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya. Fromm percaya bahwa semua penemuan dan wawasan yang hebat melibatkan pikiran objektif, dimana pemikir-pemikir didorong oleh ketelitian, dan perhatian untuk menilai secara objektif seluruh masalah.
- Kebahagiaan
Kebahagiaan merupakan prestasi kita yang paling hebat.
-  Suara hati

Fromm membedakan dua tipe suara hati otoriter dan suara hati humanistis.

Nara Sumber :
http://serigalamilita.wordpress.com/2012/03/24/kepribadian-sehat/
http://teni-karlina.blogspot.com/2013/03/konsep-sehat-sejarah-kesehatan-mental.html

Disusun Oleh : Tsalisa Afifah Amin Dayani
NPM                : 17511193
Kelas               : 2PA10
Mata Kuliah   : Kesehatan Mental

Kesehatan Mental -Sejarah Kesehatan Mental-


Sejarah Kesehatan Mental

Sejarah kesehatan mental tidaklah sejelas sejarah ilmu kedokteran. Terutama masalah mental bukan masalah fisik yang dapat dengan mudah diamati dan terlihat. Terlebih lagi bila sudah terbiasa dengan tingkah laku sehari-hari seperti kerabat atau keluarga, gangguan mental sudah dianggap sebagai hal yang biasa, bukan sebagai suatu hal yang bersifat mengganggu.

Di Indonesia gangguan mental masih kurang terfokus dan diperhatikan. Terlebih lagi dengan tingkat pendidikan yang rendah, masyarakat Indonesia masih menganggap gangguan mental tersebut sering dikaitkan dengan kemistisan. Berikut ini adalah sejarah perkembangan kesehatan mental terutama di negara Amerika dan Eropa.

Tahun 1600 dan sebelumnya :
Pada masa ini, seringkali masyarakat mengira gangguan mental diakibatkan oleh roh-roh dekat lingkungannya, serta seringkali menjadi mediasi antara manusia dengan roh-roh yang ingin menyampaikan maksudnya. Oleh karena itu, sering kali mereka dianggap tidak sakit sehingga mereka tidak disingkirkan dan masih mendapat tempat di masyarakat.

Tahun 1692 :
Di Amerika, pengaruh imigran dari Eropa yang beragama Nasrani, sering dianggap sebagai terkena sihir atau guna-guna dari setan yang masuk ke dalam tubuhnya. Maka dari itu masyarakat takut dan membenci mereka yang mempunyai kekuatan sihir. John Locke (dalam Siswanto, 1997) menyatakan bahwa terdapat derajat kegilaan dalam diri setiap orang yang disebabkan oleh emosi yang memaksa orang untuk memunculkan ide-ide salah dan tidak masuk akal secara terus menerus. Pandangan John Locke ini bertahan di Eropa sampai abad ke- 18.

Tahun 1724 :
Pendeta Cotton Mather (1663-1728) mematahkan takhayul yang ada di masyarakat dengan memajukan penjelasan secara fisik tentang sakit jiwa itu sendiri. Pada saat ini, pendekatan secara medis mulai diperkenalkan dengan memberikan penjelasan masalah kejiwaan sebagai akibat gangguan yang terjadi di tubuh.

Tahun 1812 : 
Tahun 1830-1860 di Inggris muncul optimisme dalam menangani pasien sakit jiwa dikarenakan berkembangnya teori dan teknik dalam menangani orang sakit jiwa. Tahun 1842 psikiater mulai muncul dan mendapat peran penting di rumah sakit menggantikan peran ahli hukum yang berperan menangani sakit jiwa pada waktu itu. Namun karena banyak mengalami kegagalan, maka muncul masa terapi pesimisme (therapeutic pesimism) dan dipengaruhi oleh pernyataan Darwin yang menyatakan bahwa gangguan mental adalah perkembangan evolusi sehingga merupakan bawaan dan tidak mungkin diubah lagi.

Tahun 1843 :
Hanya ada 24 rumah sakit dan 2.561 tempat tidur untuk menangani masalah penyakit mental di Amerika Serikat.

Tahun 1908
Pada tahun ini, diterapkan sikap asosiasi dengan tujuan yaitu memperbaiki sikap masyarakat terhadap penyakit mental dan penderita sakit mental, memperbaiki pelayanan terhadap penderita sakit mental, bekerja untuk pencegahan penyakit mental dan mempromosikan kesehatan mental.

Tahun 1909
Sigmund Freud mengunjungi Amerika dan mengajar psikoanalisa di Universitas Clark di Worcester, Massachusetts.

Tahun 1910
Emil Kraeplin pertama kali menggambarkan penyakit Alzheimer dan dia juga mengembangkan alat tes yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan epilepsi.

Tahun 1918
Asosiasi Psikoanalisa Amerika membuat aturan bahwa orang yang telah lulus dari sekolah kedokteran dan menjalankan praktek psikiatri yang dapat menjadi calon untuk pelatihan psikoanalisa.

Tahun 1920-an
Komite Nasional untuk Mental Higiene menghasilkan satu set model undang-undang komitmen yang dimasukkan ke dalam atura pada beberapa Negara bagian. Komite juga membantu penelitian-penelitian yang berpengaruh pada kesehatan mental, penyakit mental, dan treatmen yang membawa perubahan nyata pada system perawatan kesehatan mental.

Tahun 1930-an
Psikiater mulai menginjeksikan insulin yang menyebabkan shock dan koma sementara sebagai suatu treatmen untuk penderita schizophrenia.

Tahun 1940-an
Elektroterapi, yaitu terapi dengan cara mengaplikasikan listrik ke otak. Pertama kali di gunakan di rumah sakit Amerika untuk menangani penyakit mental. Pada tahun 1940-1950 dimulainya perawatan masyarakat bagi penderita gangguan mental di Inggris.

Tahun 1947
Fountain House di New York City memulai rehabilitasi psikiatrik orang yang mengalami sakit mental.

Tahun 1950
Dibentuk National Association of Mental Health (NAMH) yang merupakan merger dari tiga organisasi, yaitu National Committee for Mental Hygiene, National Mental Health Foundation, dan Psychiatric foundation.

Tahun 1952
Obat antipsikotik konvensional pertama, yaitu chlorpromazine, diperkenakan untuk menangani pasien schizophrenia dan gangguan mental utama lainnya.

Tahun 1960-an
Media inggris mulai mengungkapkan kesehatan mental dengan menampilkan orang-orang yang pernah mengalami sakit mental untuk menceritakan pengalaman mereka. Pada masa ini segala hal yang tabu berkaitan dengan gangguan mental mulai dibuka dan dibicarakan secara umum.

Tahun 1961
Thomas Szasz membuat tulisan yang berjudul The Myth of Mental Illness, yang mengemukakan dasar teori yang menyatakan bahwa “sakit mental” sebenarnya tidaklah betul-betul “sakit”, tetapi merupakan tindakan orang yang secara mental tertekan karena harus bereaksi terhadap lingkungan.

Tahun 1962
Ada 422.000 orang yang tinggal di rumah sakit untuk perawatan psikiatris di Amerika Serikat.

Tahun 1970
Mulainya deinstitusional massal. Pasien dan keluarga mereka kembali pada sumber-sumber mereka sendiri sebagai akibat kurangnya program-program bagi pasien yang yang telah keluar dari rumah sakit untuk rehabilitasi dan reintegrasi kembali ke masyarakat.

Tahun 1979
NAMH menjadi the National Mental Health Association (NMHA).

Tahun 1980
Munculnya perawatan yang terencana, yaitu dengan opname di rumah sakit dalam jangka waktu yang pendek dan treatmen masyarakat menjadi standar bagi perawatan penyakit mental.

Tahun 1990
NMHA memainkan peran penting dalam memunculkan Disabilities Act, yang melindungi warga Amerika yang secara mental dan fisik disable dari diskriminasi di beberapa wilayah, seperti pekerjaan, akomodasi public, transportasi, telekomunikasi, dan pelayanan pemerintah pusat dan local. Sementara itu, teknologi menggambarkan otak digunakan untuk mempelajari perkembangan penyakit mental utama dengan lebih baik lagi.

Tahun 1994
Obat antipsikotik atipikal yang bpertama diperkenalkan. Ini merupakan obat antipsikotik baru pertama setelah hampir 20 tahun penggunaan obat-obatan konvensional.

Tahun 1997
Peneliti menemukan kaitan genetic pada gangguan bipolar yang menunjukkan bahwa penyakit ini diturunkan.





Nara Sumber : 
http://serigalamilita.wordpress.com/2012/03/24/kepribadian-sehat/
http://teni-karlina.blogspot.com/2013/03/konsep-sehat-sejarah-kesehatan-mental.html



Disusun Oleh : Tsalisa Afifah Amin Dayani
NPM             : 17511193
Kelas             : 2PA10
Mata Kuliah   : Kesehatan Mental 

Kesehatan Mental "Pendekatan Kesehatan Mental"

Pendekatan Kesehatan Mental Menurut :

1. Orientasi Klasik
Seseorang dianggap sehat bila ia tidak mempunyai kelakuan tertentu, seperti ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri atau perasan tak berguna, yang semuanya menimbulkan perasaan “sakit” atau rasa “tak sehat” serta mengganggu efisiensi kegiatan sehari-hari. Aktivitas klasik ini banyak dianut di lingkungan kedokteran.

2. Orientasi penyesuaian diri
Orang dianggap sehat secara psikologis bila ia mampu nmengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan orang-orang lain serta lingkungan sekitarnya.

3. Orientasi pengembangan potensi
Seseorang dikatakan mencapai tarap kesehatan jiwa, bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan, ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri. Dalam psiko-terapi (Perawatan Jiwa) ternyata yang menjadi pengendali utama dalam setiap tindakan dan perbuatan seseorang bukanlah akal pikiran semata-mata, akan tetapi yang lebih penting dan kadang-kadangsangat menentukan adalah perasaan. Telah terbukti bahwa tidak selamanya perasaan tunduk kepada pikiran, bahkan sering terjadi sebaliknya, pikiran tunduk kepada perasaan. Dapat dikatakan bahwa keharmonisan antara pikiran dan perasaanlah yang membuat tindakan seseorang tampak matang dan wajar. Sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan Hygiene mental atau kesehatan mental adalah mencegah timbulnya gangguan mental dan gangguan emosi, mengurangi atau menyembuhkan penyakit jiwa serta memajukan jiwa”. Menjaga hubungan sosial akan dapat mewujudkan tercapainya tujuan masyarakat membawa kepada tercapainya tujuan-tujuan perseorangan sekaligus.
Kita tidak dapat menganggap bahwa kesehatan mental hanya sekedar usaha untuk mencapai kebahagiaan masyarakat, karena kebahagiaan masyarakat itu tidak akan menimbulkan kebahagiaan dan kemampuan individu secara otomatis, kecuali jika kita masukkan dalam pertimbangan kita, kurang bahagia dan kurang menyentuh aspek individu, dengan sendirinya akan mengurangi kebahagiaan dan kemampuan sosial.Dari uraian di atas dapat lebih difokuskan, bahwa tujuan mental hygiene atau kesehatan mental adalah tercapainya kebahagiaan secara individu maupun kebahagiaan masyarakat pada umumnya.




Nara Sumber : http://serigalamilita.wordpress.com/2012/03/24/kepribadian-sehat/
                       http://teni-karlina.blogspot.com/2013/03/konsep-sehat-sejarah-kesehatan-mental.html



Disusun Oleh : Tsalisa Afifah Amin Dayani
NPM             : 17511193
Kelas             : 2PA10
Mata Kuliah   : Kesehatan Mental 

Kesehatan Mental -Konsep Sehat-


Konsep Sehat Berdasarkan :

Dimensi Emosi : Lingkungan sangat mempengaruhi emosi yang ada dalam diri kita. Maka dari itu setiap orang itu harus bisa menstabilkan keadaannya dengan lingkungannya seperti perasaan marah, senang, sedih, bahagia dan lain sebagainya.

Dimensi Intelektual : Dimensi ini dimana seseorang mampu untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang terjadi dengan kecerdasan yang ia miliki. Mampu berfikir jernih dan memandang suatu permasalah dengan kepala dingin dan ia mampu menyelesaikannya dengan baik karena ia selalu melihat permasalahan tersebut dengan berbagai sudut pandang. Itulah di namakan sehat secara intelektual.

Dimensi Sosial : Mengapa manusia dikatakan makhluk sosial? Karena kita tidak bisa hidup sendiri, itu artinya kita membutuhkan bantuan orang lain. Ini di namakan sehat secara sosial, karena kita harus berinteraksi dengan baik, membaur dengan yang lainnya atau berkomunikasi kepada sesama makhluk sosial serta saling menghargai dan menghormati satu sama lain.

Dimensi Fisik : Siapa yang tidak ingin memiliki tubuh bebas penyakit ? Itu artinya di dalam tubuh kita tidak ada satu penyakit apapun, sehat secara jasmani.

Dimensi Mental : Dalam kesehatan mental atau bisa juga disebut dengan kesehatan jiwa yaitu suatu keadaan yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.

Dimensi Spiritual : Kemampuan seseorang yang berkaitan dengan agama atau kepercayaan masing-masing. Menjalankan kewajiban ibadah dengan baik dan mampu memelihara dirinya untuk tidak berbuat yang di larang oleh agama atau kepercayaan masing-masing.




Nara Sumber : http://serigalamilita.wordpress.com/2012/03/24/kepribadian-sehat/
                       http://teni-karlina.blogspot.com/2013/03/konsep-sehat-sejarah-kesehatan-mental.html



Disusun Oleh : Tsalisa Afifah Amin Dayani
NPM             : 17511193
Kelas             : 2PA10
Mata Kuliah   : Kesehatan Mental #